Halaman

Kamis, 05 Oktober 2017

Hari 4 Kawaguchiko

Please inform me, if you need this article in English

Waktu Perjalanan 
1st 8-9 Februari 2016 (Senin-Selasa)
2nd (update) 24 September 2017 (Minggu)


Dimulai...




Dua kali berkesampatan untuk main ke sini, dan foto di atas adalah foto terbaik yang bisa kami dapatkan dari Fujisan ini. Pertama datang (yang ternyata sampai sekarang belum juga dibuat artikelnya hahaha) adalah musim dingin di bulan Februari dan kali ini kesempatan musim panas di bulan September. Di Februari sore ketika kami datang, alhamdulillah Fujisan menunjukkan dirinya dan dengan gagah. Sayangnya di pagi hari Fujisan bersembunyi di balik awan. Dan lagi-lagi, ketika September ini kami ke sana, Fujisan bersembunyi dan puncaknya mengintip sedikit.

Jadi, inilah Kawaguchiko atau Danau Kawaguchi yang merupakan salah satu tempat untuk melihat Gunung Fuji. Sayangnya melihat Gunung Fuji dapat dikatakan gampang-gampang susah karena adanya kabut alami yang memang sering muncul dan menghalangi pemandangan ke gunung ini. Jadi, sebelum ke sini, banyak-banyak berdoa semoga cuacanya cerah dan Gunung Fuji dapat terlihat jelsa (karena kalau cerah saja, kabutnya mungkin tetap menghalangi).

 Ada juga Hakone yang bisa menjadi pilihan lain selain Kawaguchiko untuk melihat Gunung Fuji. Kata orang (yang baru saya sadari benar setelah membuat tulisan ini), Kawaguchiko memiliki pemandangan ke Gunung Fuji yang lebih bagus sedangkan Hakone memiliki lebih banyak aktivitas/area pariwisata (pengalaman 2013 ke Hakone).

Kalau saya sendiri, untuk dua hari perjalanan (soalnya sebenernya R Coupon di Kawaguchiko untuk dua hari), perhitungan harga di Kawaguchiko lebih murah meski ga beda jauh dengan di Hakone. Cuma memang antar satu obyek dengan obyek lainnya di Kawaguchiko terbilang jauh (apalagi kalau pakai Green Line, dan waktu tunggunya lumayan lama), sedang di Hakone sendiri tertolong banyak dengan kereta dan alat transportasi lain serta area wisatanya yang tidak menyebar. Jadi mau pilih yang mana?

Note:
Karena artikel ini tentang Kawaguchiko, jadi kita sudahi pembahasan mengenai Hakone. Kalau ada yang tertarik dengan Hakone bisa coba di cari-cari di sini.

Rute

Kawaguchiko Station - Saiko 'Iyashi no sato NENBA' (GREEN Line) - Tenjō-Yama Park Mt. Kachi Kachi Ropeway (RED Line)- Pleasure Cruiser (RED Line)- Kawaguchiko Natural Living Center (RED Line) - Kawaguchiko Station

Biaya 

Pre Kawaguchiko

Kawaguchiko dapat diakses dengan bus atau kereta. 

Kereta

Tahun 2016 kami menuju ke Kawaguchiko dengan Kereta dan terkena ZONK karena manaiki kereta ekspress yang (pastinya) lebih cepat namun harus membayar tambahan 930YEN per orangnya. Tiketnya sendiri dari Kawaguchiko ke Shinjuku 2.460YEN (ini masih sekali jalan lho).

+++
Waktu tempuh terbilang cepat dan tidak ada macet
Tiket bisa dibeli langsung pada saat mau berangkat (seperti naik kereta/subway) pada umumnya
---
Malah euy... agak kapok juga yah naiknya...

Bus

Di tahun 2017 ini, karena sudah belajar dari tahun sebelumnya, kami memutuskan untuk naik bus. Bus ke Kawaguchiko (dan sebaliknya) dikelola oleh Keio Dentetsu Bus yang sekarang untuk pembeliannya dapat diakses dengan Highway Bus.

Untuk harga sendiri, Highwaybus terbilang cukup terjangkau, yaitu 1750YEN untuk Shinjuku-Kawaguchiko (dan sebaliknya) dan 1800YEN Shibuya-Kawaguchiko (dan sebaliknya). Kami sendiri pada saat perjalanan kemarin memutuskan berangkat dari Shinjuku dan pulang ke Shibuya. 

Sehingga biayanya 1750+1800 = 3550YEN.

Note:
Mobile Ticket Highway Bus
Web itu adalah web yang baru dan ada beberapa pengaturan yang baru. Misalnya seperti saat ini ada dua jenis tiket (mobile dan printed). Untuk mobile cukup ditunjukkan ketika naik dan turun. Untuk printed, tiket HARUS di print dan ditunjukkan ketika naik. Ketika turun kertas tersebut HARUS diserahkan ke Pak Supir.

Hal lainnya adalah tiket pada waktu itu (tahun 2016) ketika kita membeli pp akan mendapatkan diskon, namun pada saat kemarin mencoba membeli ternyata sekarang tidak ada perbedaan (karena itulah kami tidak membeli tiket pp Shinjuku-Kawaguchiko). 

Masalah pembayaran juga berbeda, dulu pembayaran dilakukan di loket ketika akan menukarkan reservasi yang sudah dibuat di loket, sekarang pembayaran dilakukan ketika pembuatan reservasi di web. Karenanya meknisme pembatalan juga diterapkan, yaitu maksimal 30 menit sebelum keberangkatan.

Pengaturan lain (namun ini bukan pengaturan baru) adalah tiket baru dapat dibeli paling cepat satu bulan sebelum keberangkatan. Jadi kalau mau beli untuk tanggal 24 September 2017, maka paling cepat tiket dapat dibeli di tanggal 24 Agustus 2017.

Kawaguchiko

Set tiket yang dijual di Kawaguchiko Station 
Untuk berkeliling Kawaguchiko dan sekitarnya dapat dilakukan dengan Retro Bus (Ada juga bus lokal yang beroperasi, namun keduanya dapat dibedakan dengan adanya penanda kertas di bagian kaca depan).

RED Line berputar di sekitar Kawaguchiko, waktu selang dari masing-masing bus sekitar 15menit
GREEN Line digunakan untuk mengakses Danau Saikowaktu selang dari masing-masing bus sekitar 30menit (kadang kala bisa lebih)
BLUE Line (yang terbaru) untuk mengakses Danau Shojiko dan Danau Motosuko.


R Coupon untuk bus
Seingat saya pada tahun 2016 hanya ada RED dan GREEN line dan RED Line dapat dibeli tersendiri (kalau tidak salah sekitar 800YEN). Namun di tahun 2017 ini karena ada penambahan BLUE Line paketan harganya juga berubah dan harga paket RED+GREEN Line naik 100YEN dibandingkan dulu (masih inget yah) hahaha.

Karena sudah jauh-jauh sampai sini, kami membeli Set R (R-Coupon yang sudah termasuk RED+GREEN LINE utuk 2 hari, Kachi-kachi Ropeway 1 kali PP, dan Boat/Kapal) seharga 2.360YEN.


Jadi total keseluruhan untuk perjalanan ke Kawaguchiko ini adalah 6.260YEN
(
5.910YEN untuk perjalan dan 350YEN untuk ke Nenba).

Note:
Waktu itu pernah membaca tiket terusan yang dapat dibeli di terminal bus (di Shinjuku/Shibuyanya), namun saya benar-benar lupa untuk menanyakannya ketika disana dan berakhir dengan membeli semuanya secara terpisah. Mungkin jika ada yang berkesempatan tanya-tanya di terminal busnya, monggo di share-share yah.

Oh ya untuk R-Coupun sendiri terdiri dari 3 tiket, tiket bus, tiket boat dan tiket ropeway. Tiket bus cukup ditunjukkan ke Pak Supirnya ketika naik dan turun dari bus, sedangkan tiket ropeway dan tiket boat dapat diserahkan ke petugas loket di masing-masing tempat. Untuk yang hanya membeli tiket terusan bus, bentuk tiketnya sedikit berbeda dengan R/V Coupon.


Penanda halte bus Retro/Omni
Kemarin pas beli, kami awalnya hanya membeli tiket terusan bus. Sempat panik karena tiket untuk boat dan ropeway belum masuk, kami akhirnya ke loket tersebut kembali untuk menanyakan apakah boleh di upgrade tiketnya menjadi R Coupon. Alhamdulillahnya ternyata bisa (Yeah! Meski ga enak sama bapak yang jualnya).

Note Tambahan

Tempat pemberhentian RED Line dan GREEN Line hanya ditandai dengan papan berdiri (warna merah untuk RED Line dan hijau untuk GREEN Line). Untuk mengetahui apakah itu sisi yang menuju ke Kawaguchiko Station atau Sebaliknya dapat dilihat di penjelasan yang ada di dalam papan tersebut. Bersama dengan tujuan akhir, jadwal kedatangan bus juga dicantumkan di situ.

Tempat yang dikunjungi


Kawaguchiko Station

Kawaguchiko Station pada saat musim dingin

Selama di sana

Stasiun ini bisa dibilang adalah jantung penghubung di area Kawaguchiko, karena disinilah terminal bus dan stasiun kereta berada. Tembat ini juga yang menghubungkan bus antar kota ke bus lokal yang beroperasi di area ini. Untuk membeli tiket Retro/Omni Bus atau R/V Coupon dapat dilakukan di loket yang ada di dalamnya. 

Selain fungsi utamanya sebagai stasiun dan terminal, terdapat tempat informasi (petugasnya ada yang bisa berbahasa Inggris) untuk bertanya dan pusat oleh-oleh khas Kawaguchiko (bagi yang tidak sempat mampir ke toko-toko di sekitar Kawaguchiko). Toilet, restoran dan area tunggu yang lumayan luas sangat membantu untuk pelancong yang sedang menunggu bus/keretanya.

Papan penanda Red Line di depan Kawaguchiko Station
RED, GREEN, dan BLUE Line semua dapat diakses dari sini. Peta dan jadwal bus dapat diminta di Pusat Informasi. Terdapat papan penanda serta garis area tunggu di depan stasiun ini persis yang menandakan tempat tunggu bagi masing-masing Line. Terdapat petugas juga yang berjaga untuk membantu naik-turunya penumpang. 

Note:

Pastikan menunggu di tempat yang sudah disediakan (berdiri pastinya), apalagi kalau mau naik RED Line. RED Line adalah jalur paling populer dan karenanya peminat jalur ini cukup banyak dan melihat kebiasaan orang Jepang yang tertib, pastinya model nyelak akan sangat diperhatikan oleh mereka.

Pastikan tidak makan dan minum di bus, karena Pak Supir tidak akan memperbolehkan kita masuk jika masih memakan makanan. Dia pasti akan meminta kita menghabiskan atau membuang makanan tersebut.

Pre- Note

Area B5 Exspress Bus Terminal
Saya ingin bercerita sedikit tentang Shinjuku Express Bus Terminal yang menjadi tempat pemberangkatan kami ke Kawaguchiko Station. Saya kagum melihat terminal bus ini karena sangat bagus dan bersih (kuper banget deh). Pemberangkatan ada di lantai 4 (kalau tidak salah) dan banyak area keberangkatan (udah mirip kaya di airport aja pokoknya. Kami kebetulan dapat area keberangkatan B5 (yang bisa ditanyakan ke petugas informasi atau melihat ke papan informasi elektronik yang tersedia).

Karena cukup lama menunggu, saya memperhatikan bahwa waktu keberangkatan bus sangat singat (tidak sampai 10menit). Artinya, bus datang sekitar 10menit sebelum waktu yang ditentukan di tiket. Pemeriksaan dari Pak Supir dan petugas. Tidak berapa lama gerbang dibuka, penumpang yang sudah menunggu mulai masuk satu-satu. Ketika waktu menunjukkan jam keberangkatan. Pak Supir sudah di dalam bus dan berangkat. Wow, jadi kalau telat siap-siap saja ditinggal.


Saiko 'Iyashi no sato NENBA'

Iyashi no sato NENBA pada musim dingin

Menuju ke sana 

Gunakan GREEN Line dan turun di pemberhentian no 68.

Note:

Retro/Omni Bus saat ini dilengkapi dengan tiga bahasa yang memberitahukan pemberhentian berikutnya. Kadang memang yang tertulis di petad dan yang terdengar sedikit berbeda (karena yang dipeta menggunakan nama tempat dalam bahasa Jepang yang sudah diterjemahkan sedangkan di pengumumam umumnya nama dalam bahasa Jepangnya. Jadi maklum saja.

Jam buka/tutup

09:00-17:00 (Maret sampai November) 
09:30-16:30 (Desember sampai Februari)
Tutup setiap Rabu (Desember sampai Februari)
Biaya masuk R350, bukti pembayaran tiket masuk adalah diberikannya pamflet Iyashi no sato NENBA.

Selama di sana

Pucuk Gn. Fuji dari Nenba di musim panas
Kami memutuskan ke sini setelah melihat Gunung Fuji yang tertutup kabut ketika dilihat dari Kawaguchiko Station. Letaknya yang berada di sis barat Danau Saiko memungkinkan untuk melihat sisi lain dari Gunung Fuji. Sayangnya ternyata kabut masih juga menghalangi pemandangan dan kami hanya bisa melihat sedikit puncak Gunung Fuji dari sini. Kalau gambarnya kaya gini, mana ada yang tau coba kalau yang biru mengintip itu Gunung Fuji. Hahaha

Selain sebagai salah satu tempat untuk melihat Gunung Fuji, desa ini juga terkenal sebagai desa tradisional yang menawarkan bangunan-bangunan beratap jerami. Desa ini sudah tidak ditinggali dan memang desa yang khusus dibangun kembali sebagai tempat budaya setelah kerusakan parah karena topan pada tahun 1966.

Rumah-rumah tersebut saat ini berfungsi sebagai museum, workshop (saat ke sana kami sempat melihat seorang bapak yang sedang menganyam), restoran (es serutnya jangan sampai dilewatkan) dan juga galeri. Kami berkempatkan untuk mampir ke beberapa rumah dan berfoto di dalamnya.

Note:
Katanya di desa ini ada yang menyewakan Yukata dan pakaian samurai dengan harga 500YEN, namun saya sendiri belum pernah melihatnya. Kalau ada yang pernah mencoba bisa di bagi pengalamannya di sini.

Note lagi:
Salah satu yang menarik mata dari turunnya bus sampai loket penjualan tiket adalah ada seorang penjaja makanan yang menggunakan banyak penanda dengan bahasa Indonesia seperti "Orang Medan harus coba" dan "Jagungnya manis dan empuk". Jujur, melihat penanda tersebut membuat saya, yang orang Indonesia ini, tertarik untuk mampir. 

Selain karena saya juga mencari Ikan Ayu bakar (suer itu ikan enak banget) yang kami sempat makan waktu musim dingin tahun lalu, saya penasaran dengan penjualnya. Ternyata, kakek tersebut bukan orang Indonesia dan juga tidak bisa berbahasa Indonesia (mungkin bahasa sederhana seperti enak dan murah). Banyak orang Indonesia yang jajan di sana, dan mungkin ada yang membantu kakek dan nenek tersebut menuliskannya.

Dan yang lebih kocak lagi ternyata Ikan Ayu yang saya cari juga dijual oleh kake tersebut namun karena perbedaan musim yang saat ini dijual bukanlah ikan melainkan hasil tani, seperti jagung, plum dan jeruk. Yah, sepertinya untuk bisa merasakan Ikan Ayu bakar saya harus datang ke sana lagi pas musim dingin. (>-<)

Tenjō-Yama Park Mt. Kachi Kachi Ropeway

Tampak Gn. Fuji dari dek observasi

Menuju ke sana 

Gunakan RED Line dan turun di pemberhentian no 11. Dari pemberhentian dapat dilihat toko kue Fujiyama di seberang. Pintu masuk kereta gantung dapat diakses dari tangga di belakang toko tersebut atau jalan tanjakan di sebelah kanan toko.

Note:

Tempat pemberhentian untuk ropeway dan boat adalah sama sehingga untuk perpindahan di antara keduanya dapat dilakukan dengan berjalan kaki.

Untuk beralih dari GREEN Line ke RED Line selain dari Kawaguchiko Station, dapat dilakukan juga di pemberhentian di Yamanashi Gem Museum (pemberhentian no 8) atau di Herb Hall (pemberhentian no 7). Untuk pemberhentian no 5 dan 6 tidak disarankan karena di beberapa RED Line, pemberhentian ini dilewati dan tidak ada pemberhentian.


Map Kachi-Kachi Yama

Jam buka/tutup

09:00-17:10 (Maret sampai November) 
09:30-16:40 (Desember sampai Februari)
Biaya masuk R800

Selama di sana

Tanuki dan Kelinci
Kachi-kachi ropeway adalah pilihan yang bagus untuk melihat Gunung Fuji karena Gunung Tenjo dimana kereta gantung ini berada masih satu area dengan Gunung Fuji dan tingginya lebih dari 1000m. Ketika menaiki kereta gantung, Kawaguchiko dan area sekitarnya dapat dilihat dengan jelas (karenanya ketika masuk pilih area yang berlawanan dengan area yang ada tempat duduknya). Saat ini, penjelasan di kereta gantung dilakukan dalam bahasa Jepang dan Inggris.

Diambil dari cerita tentang Tanuki dan Kelinci dalam Kachi-kachi Yama, kedua hewan ini menjadi icon kereta gantung dan dek observasi. Aniamasi keduanya tersebar di banyak area. Ceritanya sendiri adalah tentang Tanuki yang suka mencuri dan Kelinci yang membalasnya (ceritanya bisa dilihat di papan-papan yang tersebar di area observasi.

Tidak ada waktu yang pasti untuk keberangkatan dengan kereta gantung karena biasanya menunggu sampai cukup penuh baru kereta gantung berjalan. Hanya ada dua (atau satu yah?) kereta gantung yang dipakai bergantian. Dek observasi dibangun tempat oleh-oleh dan restoran. Bagian atas restoran dapat diakses untuk melihat pemandangan yang lebih tinggi.

Kami sendiri menyempatkan duduk-duduk dan makan siang di sini sembari menanti siapa tahu kabutnya Gunung Fuji agak turun. Sembari makan kami melihat banyak orang yang membunyikan lonceng cinta yang berada di sana. Beberapa kali lonceng didentangkan dengan keras bahkan membuat kaget. hahaha. Saya juga menyadari ada perubahan di area toilet yang sekarang lebih besar dan bagus dibandingkan tahun sebelumnya ketika di sana (informasi yang sangat penting kan, sinis mode). 

Pleasure Cruiser

Dermaga Pleasure Cruiser

Jadwal pelayanan

Menuju ke sana 

Gunakan RED Line dan turun di pemberhentian no 11 atau berjalan dari Kachi-Kachi Ropeway. Jika berjalan dari Kachi-kachi, turunlah dari tanjakan ke arah kiri. Tidak jauh akan ditemukan restoran, kemudian toko souvenir. Di seberang toko souvernir tersebutlah dermaga Pleasure Cruiser ini.

Jam buka/tutup

09:00-16:30 (Akhir Juli - Akhir Agustus) 
09:30-17:30 (Pertengahan November - Pertengahan Maret)
Tidak ada hari tutup, namun pelayaran dibatalkan ketika hujan.
Biaya masuk R930

Note:
Kapal berjalan setiap 30 menit sekali (penuh atau kosong). Pastikan menunggu di dekat dermaga 10menit sebelum keberangkatan agar tidak ditinggal oleh kapal.

Selama di sana


Gunung Fuji diambil dari Pleasure Cruise di bulan September
Pleasure Cruiser yang juga dikenal dengan En Soleil (matahari dalam bahasa Prancis) merupakan, lagi-lagi, salah satu cara untuk menikmati Gunung Fuji dan daerah disekitar Kawaguchiko. Berbeda dengan Danau Saiko, Kawaguchiko bisa dibilang sudah sangat berkembang untuk kepariwisataan. Kami menaiki kapal ini dan langsung menuju ke bagian atas kapal agar pemandangan ke Gunung Fuji lebih baik (meskipun hanya melihat pucuknya saja).

Karena hampir semua penumpang naik ke bagian atas, banyak yang berdiri karena tidak dapat tempat duduk. Sebenarnya selain bagian atas, ada dek bawah yang terlindung dari angin dan terdapat cukup banyak kursi. Di dek bawah ini kita juga dapat menikmati pemandangan berbagai musim dari Gunung Fuji dalam video yang dimainkan. Jadi kalau ga bisa lihat Fujisan langsung bisa lah dari video tersebut.

Waktu perjalanan dengan kapal sekitar 20 menit dan berputar di Kawaguchiko. Sisi-sisi lain Kawaguchiko juga cantik untuk menjadi obyek foto. Kalau di suruh memilih untuk kereta gantung atau kapal, dengan sangat yakin saya akan menyarankan naik kereta gantung saja. Selain waktunya yang tidak terbatas (di dek observasi), kita juga bisa jajan di sana.  

Kawaguchiko Natural Living Center

Tapak depan Natural Living Center

Menuju ke sana 

Gunakan RED Line dan turun di pemberhentian no 22. Merupakan pemberhentian terakhir dari RED Line, jadi kalau keluar dari bus dapat langsung dilihat bangunannya.

Jam buka/tutup

09:00-17:30 
Tidak ada biaya masuk ke toko maupun taman.

Selama di sana

Tempat terakhir yang kami kunjungi adalah Kawaguchiko Natural Living Center yang dikenal dengan pemandangan Gunung Fuji plus Kawaguchiko yang jadi kombo menakjubkan.

Gn. Fuji dari Natural Living Center saat musim dingin
Terdapat banyak tanaman-tanaman yang tumbuh di sekitar lokasi ini yang ketika September kemari kami ke sana sedang berkembang dan tumbuh. Banyak kursi-kursi yang disiapkan juga untuk duduk-duduk. Kebayang kan duduk sambil melihat pemandangan bunga-bunga dan Gunung Fuji.

Area sekitar Natural Living Center saat musim panas
Toko di dalam bangunan ini adalah toko oleh-oleh dan juga restoran. Pada waktu ke sana di bulan September banyak dijual bunga-bunga (yang wanginya seger banget), selain oleh-oleh khas Gunung Fuji. 

Yang terkenal dari tempat ini adalah es krim blueberry (yang dijual dengan harga 300YEN kalau tidak salah) dan dapat dibeli dari bagian luar toko (ada loketnya sendiri). Kalau ada yang sadar bagian bawah jam yang ada di sisi luar gedung dihiasi oleh hiasan blueberry. (^-~)

Bonus (hanya dilakukan pas Februari 2016)


Fugaku Fuketsu (Wind Cave)


Bagian dalam wind cave

Menuju ke sana 

Gunakan GREEN Line dan turun di pemberhentian no 71. Lokasi guanya sendiri cukup jauh dari tempat pemberhentian, namun dapat dengan mudah dikenali (jalan ke gua-nya) karena papan penunjuk yang lengkap. 

Note:
Bus yang lewat sini cukup jarang dan waktu kedatangannya mungkin tidak sepresisi dengan jadwal yang dituliskan (karena posisinya yang paling pojok dari GREEN Line) jadi disarankan menunggu di restoran dekat tempat pemberhentian (di seberang jalan) dibandingkan di tempat pemberhentiannya. Bisa sambil ngemil-ngemil ice cream.


Jam buka/tutup

Sekitar 09:00-17:00 (untuk lebih lengkapnya bisa lihat di web-nya)
Biaya masuk R350

Selama di sana

Papan informasi Wind Cave
 Karena waktu yang masih banyak, kami memutuskan untuk mencari lokasi lain untuk berkunjung setelah tertarik dengan tanda bintang yang ada di peta kami memutuskan ke Wind Cave. Kami sampai di sana dengan mudah namun tidak terjadi dengan pas ingin pulang. Kami kesulitan mendapat bus kembali ke Kawaguchiko Station (sampai-sampai kami berpikir kalau tidak ada bus yang lewat di situ karena mungkin licin jalanan).

Yang menjadi poin utama dari Wind Cave ini adalah tempat penyimpanan larva dan bibit-bibit sebagaimana kulkas pada jaman sekarang. Untuk masuk ke bagian tersebut pengunjung diharuskan menggunakan helm (proyek) untuk melindungi kepala. Ada sedikit es juga yang dapat dilihat di depat pintu masun (sebelum ke area penyimpanan).

Mengingat lokasinya yang jauh, pengalaman yang di dapatkan serta kepanikan yang mungkin muncul karena bus pulang ga muncul-muncul, kami memutuskan untuk tidak ke sini lagi pada perjalanan bulan September 2017.

Selesai...

Selesai perjalanan dari Natural Living Center kami langsung menaiki bus sampai ke Kawaguchiko. Mengingat kami datang di hari Minggu dan memang sudah sore, bus yang mengantar kami kembali itupun bisa dibilang cukup penuh dan padat. Untungnya perjalanan di RED Line tidak selama di GREEN Line, jadi kami tidak telalu lama berdesakkan di bus.

Bus kami untuk kembali ke Tokyo datang tepat waktu, namun yang kami tidak tahu pada saat itu adalah kemacetan. Oke bagi yang bilang di luar negeri g ada macet, salah besar. Kemacetan itu nyata bung, dan bisa terjadi di mana saja. Mungkin karena hari itu Minggu malam (asumsinya orang pada mulai kerja di Senin kan) kami terkena macet sampai sekitar dua jam. Yah memang yang berbeda dengan macet di Indonesia adalah para pengemudinya yang patuh terhadap jalur dan tidak ada yang memotong jalan tiba-tiba.

Perjalanan ke Kawaguchiko selesai ketika kami sampai di Shibuya dengan badan pegel-pegel. Sepertinya, kalau ada kesempatan lagi mungkin bisa dipilih bus yang lebih malam hahaha. Sayang hari ini kami tidak bisa melihat Gunung Fuji dengan utuh (kalau dilihat fotonya pas Februari ke sana kami ga bisa melihat puncaknya dan pas Semtember kami hanya bisa melihat puncaknya, itu bisa dihitung jadi melihat lengkap Gunung Fuji dari kaki sampai puncak ga ya?)


Boneka Fujisan pengganti Gunung Fuji

Safe Travel, Save Nature

Tidak ada komentar:

Posting Komentar