Halaman

Sabtu, 02 Februari 2019

China 2019 Hari 5

Catatan perjalanan Shenzhen, Beijing, Harbin 2019

Hari ke-5 Beijing: Badaling Great Wall, Summer Palace

Seri ini terdiri dari:
Hari ke-1 7 Januari 2019 Awal mula perjalanan dan Shenzhen (lay over)
Hari ke-2 8 Januari 2019 Beijing: Forbidden City/ Kota Terlarang, Wangfujing, Beijing Railway Station
Hari ke-3 9 Januari 2019 Harbin: St Sophia, Zongyang Street, Zhaolin Park, Stalin Park, Ice-Snow World, Harbin Station
Hari ke-4 10 Januari 2019 Beijing: Temple of Heaven, Hotpot di Hongyuan Nanmen Meat, National Stadium
Hari ke-5 11 Januari 2019 Beijing: Badaling Great Wall, Summer Palace
Hari ke-6 12 Januari 2019 Beijing: Yuanmingyuan Park


Sambungan sebelumnya dan sedikit mengenai Tembok Besar China...

Wiw... hari yang ditunggu-tunggu tiba... Kami memang sengaja menempatkan perjalanan ke Tembok Besar China ini satu hari setelah kami kembali dari Harbin, karena perjalanan hari ini harus dimulai pagi-pagi. Kenapa harus pagi-pagi karena dari banyak sisi area Tembok Besar kami memutuskan untuk pergi ke Badaling. Sebelum menentukan untuk ke Badaling, saya sebetulnya ga tahu kalau ternyata area wisata di Tembok Besar China itu ada banyak. Tapi ternyata ada banyak (banyak banget malah). Iya banyak, tembok itu aja panjangnya 21.196 km jadi wajar kalau banyak area yang bisa dijadikan tempat wisata. Kalau bingung mau milih area yang mana bisa baca di artikel ini.

Kalau saya sendiri karena saya pengguna setia Klook, dan di Klook ada 3 lokasi paket wisata ke Tembok Besar yang disediakan, yaitu Badaling, Mutianyu dan Simatai. Jadi ketiga itulah yang saya pelajari lebih dalam. Inilah yang saya dapatkan:

Badaling

+++
+ Letaknya paling dekat dengan Beijing (kalau ga salah sekitar 70km dan memakan waktu sekitar satu jam perjalanan).
+ Paling mudah diakses dengan kendaraan publik (dalam hal ini dengan bus atau kereta).
+ Memungkinkan untuk diakses tanpa membeli paket wisata.
---
- Paling ramai karena lokasi favorit buat turis yang mau ke Tembok Besar China. Kalau pas ramainya mungkin bisa kaya cendol yah... (Kalau ga percaya bisa lihat di banyak foto IG, apalagi pas musim panas).
- Pemandangannya katanya biasa aja.

Mutianyu

+++
+ Lebih sepi dibanding Badaling.
+ Pemandangannya katanya lebih bagus juga dibanding Badaling
---
- Masih mungkin diakses dengan kendaraan publik, tapi perlu ganti bus sekitar satu kali.
- Paket wisata harganya jelas lebih mahal dibanding Badaling, tapi lebih murah daripada Simatai.

Simatai

+++
+ Sepi karena untuk masuk ke sini juga tidak bisa dengan transportasi umum dan harus ikut tur, jadi kalau mau foto-foto pasti nyaman banget.
+ Kalau mau ke sini bisa banget sekalian ke Kota Air Gubei (kotanya model Venesia yang jalan kotanya adalah air).
---
- Paket yang disediakan di Klook untuk harga ke Simatai paling tinggi (di atas 1juta), namun reviu dari yang sudah membeli paket bervariasi, ada yang bagus ada yang tidak terlalu bagus. Banyak poin tidak bagusnya karena masalah tour guide yang bahasa Inggrisnya terbatas.
- Gubei pas musim dingin ada yang bilang kaya kota mati.

Nah setelah pertimbangan dan juga diskusi dengan rekan saya, akhirnya kami memutuskan ke Badaling. Kekurangan satu (masalah ramai), kami memperkirakan karena sedang musim dingin tentu saja pengunjunggnya tidak akan seramai musim panas (sebagian benar tapi juga sebagian ga, karena Badaling tetap ramai kok di musim dingin). Lalu kekurangan kedua (masalah pemandangan yang biasa aja), kami merasa yang kami mau lihat kan temboknya ya... jadi kalau pemandangannya biasa aja ya udah ga apa-apa. Hahaha... Jadi inilah perjalanan kami ke Tembok Besar China area Badaling dan setelahnya kami memutuskan ke Summer Palace.

Biaya

Untuk transportasi karena kami menggunakan Yikatong untuk membayar bus maka silakan lihat bagian pembiayaan di hari kedua untuk mengetahui berapa harganya. Namun yang perlu diingat adalah kartu tersebut harus di tap pada saat kita masuk ke bus. Untuk tap pada saat keluar nanti ada mba/mas yang perannya seperti tour guide gitu akan berkeliling (pas dia udah selesai menjelaskan mengenai sejarah Tembok Besar gitu, tapi pakai bahasa Mandarin jadi saya cuma bisa pura-pura paham) untuk membantu men-tap-kan kartu kita. Tap akan dilakukan satu-satu, jadi kalau duduk di belakang akan terlihat penumpang bus bergantian menyerahkan kartu Yikatong-nya ke si mba/mas tersebut.
Tour guide di bus yang sedang memberikan penjelasan
Untuk tiket masuk ke tempat wisata adalah:

Tiket masuk Badaling............................. 35 Yuan (low season)

Tiket masuk Summer Palace.................. 20 Yuan, hanya tiket masuk saja (low season)

Kami juga tidak mencoba cable car dan pulley di Badaling, jadi pengeluaran kami memang sangat minim sekali. Oh iya untuk tiket masuk kalau tidak menggunakan cable car dapat dibeli di bagian atas (jadi kalau turun dari bus akan ada loket, tapi itu loket kalau mau masuk plus dengan cable car). Kita harus naik dulu, melesati area penjual-penjual gitu (di sini juga ada loket, tapi ini bukan loket yang benar), terus jalan lagi melewati pintu masuk Badaling, baru ada area luas dan ada loket lagi (seperti gambar di bawah ini). Belilah tiketnya di situ.

Loket pembelian tiket Badaling

Badaling

Menuju ke sana
Untuk menuju ke Badaling dengan transportasi umum, dapat menggunakan kereta (Kereta S2) atau bus. Kami menjatuhkan pilihan ke bus karena tentu saja lebih murah. Oh ya saya udah bilang belum sih kalau membayar bus dengan Yikatong ada diskon 50% (sepertinya belum ya, kalau belum maka ini saya ceritakan). Bus yang digunakan adalah bus 877 (ada bus lainnya, namun bus yang langsung dan memang dikhususkan buat ke Badaling dari Beijing adalah bus 877 ini).

Kami mengikuti arahan dari sini untu perjalanan kami ke Badaling, dan video itu benar-benar membantu banget. Paling yang agak bingung pas kami harus nyebrang dari arah exit stasiun Jishuitan (Line 2) untuk menuju ke Deshengmen. Soalnya ternyata jalannya lebar banget dan ada pagar yang memisahkan masing-masing jalan. Akhirnya kami menyebrang melewati zebra cross yang ada di sebelah kiri dari arah exit stasiun (cuma emang lumayan jauh karena harus menyebrangi jembatan dulu). Sesampainya di Deshengmen, kami masuk untuk mencari halte bus 877 yang ternyata tidak terlalu jauh masuk ke dalam (pas masuk ada satu halte bus, nah halte bus 877 ada di belakang bus tersebut).

Lokasi halte bus 877 di Deshengmen  
Pas kami datang antrean belum terlalu panjang, dan kami langsung buru-buru bergabung dengan antrian. Hem ada yang penasaran ga sih si bus 877 ini berangkatnya berapa menit sekali? Hahaha, saya sendiri juga sampai kemarin masih ga tahu juga, cuma yang saya perhatikan bus 877 ini berangkat ketika penuh. Waktu itu ada dua kursi berjauhan yang belum terisi dan petugas di bus memanggil dua orang penumpang lagi yang sedang mengantre. Pas pulang, kami juga menunggu beberapa lama sampai bus tersebut penuh. Apa mungkin bus ini berangkat kalau penuh? Mungkin seperti itu...

Bus 877 itu hanya berhenti di Deshengmen dan Badaling jadi kalau udah berhasil naik, ga mungkin kita salah turun. Pas nanti turun perhatikan tempat di mana kita turun tersebut karena di seberang tempat turun tersebut adalah halte yang akan kita gunakan untuk kembali ke Beijing (atau kalau ada yang mau ke Ming Tombs juga bisa naik bus nomor 879 yang lokasinya di seberang dari halte bus 877 yang akan digunakna buat ke Beijing ini).
Lokasi halte bus 877 di Badaling
Selama di sana
Setelah memasuki pemeriksaan tiket, kami sudah dapat melihat Tembok Besar China tersebut. Kami masuk ke area Tembok Besar sekitar pukul 11 kurang waktu itu. Memasuki area tembok akan ada dua jalan, ke kanan (utara) dan ke kiri (selatan). Karena kami orang yang simple jadi melihat yang ke arah utara lebih penuh, maka kami memutuskan untuk berjalan ke arah selatan. Namun, jika tipe pelancong penuh pertimbangan mungkin artikel ini akan berguna untuk memutuskan arah utara atau arah selatan yang lebih baik dinaiki.


Sisi utara Badaling dilihat dari sisi selatan Badaling
Alhamdulillahnya sepertinya pilihan kami untuk ke sisi selatan tepat karena saat itu sisi Selatan memang lebih sepi sehingga setidaknya keinginan kami untuk berfoto-foto di sini tidak terlalu banyak terganggu dengan orang yang berlalu lalang. Kami juga sempat bertemu dengan segerombolan anak SD yang sedang karya wisata (sepertinya anak sekolah di China sering karya wisata ya, karena ini kedua kalinya kami bertemu dengan anak sekolah di area wisata). Untuk masalah kebersihan, Badaling cukup bersih dan di atas tembok sendiri juga banyak tempat sampah (memang menggangu pemandangan sih, cuma kan lebih baik ada tempat sampah dibanding kotor karena sampah).

Badaling juga terlihat sangat terawat, meski ga bisa dipungkiri ada juga lho yang mencoret-coret (ga cuma di Indonesia aja ternyata). Melihat itu miris banget sih... Tembok Besar ini dibangun di atas darah, tulang, dan daging ribuan manusia, jadi perjuangan untuk membangunnya besar banget, tapi semudah itu dicoret-coret. So, buat rekan-rekan pelancong mohon banget jangan ikut-ikutan melakukan vandalisme ini ya (ga cuma buat di Tembok China, tapi di semua tempat wisata).


Oh iya untuk masalah menanjak, bagian awal di sisi selatan ini tidak terlalu berat namun semakin jauh tembok mulai mendaki dan kami sepertinya bahkan tidak sampai tower ke-4 karena sudah menanjak parah dan kami terlalu malas untuk terus naik (semakin jauh maka baliknya kan makin susah juga). Karena sudah puas berfoto-foto juga akhirnya sekitar jam 13 kami sudah di bus 877 lagi untuk kembali ke Beijing. Ini juga sih alasan kami memutuskan untuk naik kendaraan umum, karena kalau ikut tur mungkin jam 14 atau 15 baru kembali ke Beijing dan penjemputan juga sangat pagi (biasanya jam 6, padahal kami sendiri hari itu baru keluar dari penginapan jam 7.30).


Ah iya, di belakang tiket ada tulisan:
"You're not a true hero until you climb the Great Wall of China"
Mengenai itu sebenarnya berdampak ke masalah medali yang katanya cuma bisa dibeli di tower teratas. Hem, ternyata tidak, jadi kalau pas tadi dari arah perhentian bus 877 ke area loket kan kita akan melewati area perdagangan. Nah di situ medali tersebut dapat dibeli dengan harga bervariasi, mulai dari 5 Yuan, 10 Yuan dan 20/25 Yuan (ini saya agak lupa). Bedanya di besar medali tersebut. Buat yang tertarik medali ini, bisa banget dibeli di para pedagang tersebut. Mereka akan juga akan meminta kita menuliskan nama untuk diukir di medali tersebut.


Medali milik saya (harga 10 Yuan)

Summer Palace

Pucuk Tower of Buddhist Incense 

Menuju ke sana
Saya dan rekan saya menggunakan subway untuk mencapai ke Summer Palace. Jika naik subway stasiun yang dituju adalah stasiun Beigongmen (Line 4). Gunakan exit D lalu ketika melihat jalan besar berbelok ke kiri. Cara lainnya adalah dengan bus, dan saya setelah pas pulang melewati pintu timur dengan bus sepertinya akan menyarankan untuk masuk dari pintu ini karena sepertinya lebih grande daripada pintu utara. Oh iya tapi kalau naik bus susahnya memang cari bus yang berhenti di halte Yiheyuan/Summer Palace dalam bahasa China (biasanya saya akan mengandalkan Mbah G**gle buat mencari bus apa yang lewat situ dari posisi saya saat ini).

Pilihan lainnya kalau mau lebih mudah ke pintu timur ini adalah dengan menggunakan subway dan turun satu stasiun sebelum Beigongmen, yaitu stasiun Xiyuan. Namun, jalannya agak lumayan jauh dari stasiun Xiyuan ini ke pintu timur Summer Palace (sekitar 15 menit). Jadi sebaiknya turun di mana? Kalau kuat jalan atau tertarik menggunakan bus, cobalah ke pintu timur, tapi kalau ga kuat jalan atau males naik bus, pintu utara selalu bisa menjadi pilihan.


Selama di sana

Sisa hari ini akhirnya kami habiskan di Summer Palace. Awalnya saya menanyakan pada rekan saya "Habis ini (dari Badaling) mau Ming Tombs ga?". Rekan saya balik bertanya "Ming Tombs itu apa?". Saya menjawab "Kuburan kaisar China". "Ngapain kita ke kuburan, ngelayat?" Swag... Hahaha, akhirnya saya nawarin ke Summer Palace yang merupakan istana musim panas (ya jelas ya, itu kan artinya). Maksudnya istana di mana biasanya kaisar dan permaisurinya menghabiskan musim panasnya. Ya, meskipun saat ini musim dingin (yang artinya mungkin danau di sana beku) tapi melihat istana musim panas yang indah tentu saja menarik juga.

Oh iya, istana ini pastinya luas banget-banget. Bahkan Danau Kunming yang terkenal itu (kalau bagi saya terkenal) ada di sini. Karena kami masuk melalui pintu utara hal pertama yang menarik perhatian kami adalah Suzhou Street (ini salah satu tempat yang perlu pembayaran terpisah dari tiket masuk utama). Suzhou Street bisa dikatakan tempat makan dan permainan, dan dari jalan utama di pintu utara kalau mau masuk ke area ini harus turun ke bagian bawah. Pada saat itu karena Danau Houhu sedang membeku ada beberapa anak yang sedang bermain kereta es (yang digerakkan pakai pick).

Suzhou Street dan Danau Houhu yang membeku
Kami melanjutkan perjalanan kami lagi, namun karena kami berjalan tanpa arah (ini yang salah banget sih), jadi akhirnya kami bahkan ga sempat ke Tower of Buddhist Incense (yang kalau dicari Summer Palace bangunan inilah yang jadi iconnya, atau yang selalu terlihat) karena kami berjalan ke arah barat, yang seharusnya kami berjalan ke arah selatan. Jadi kalau saran saya, karena lagi-lagi ini tempat luas banget, jangan ragu untuk menggunakan G**gle map di dalam sini dan memasang 佛香阁/Tower of Buddhist Incense sebagai tujuan perjalanan. Soalnya sayang banget kalau ga ngeliat (cuma kalau ga salah ada biaya terpisah sih kalau mau masuk, cuma kurang yakin juga apakah modelnya seperti Temple of Heaven itu yang sama sekali ga bisa difoto dari depannya atau ga...) dan ke sini.

Kami sendiri beruntung karena melewati tempat yang ada sisinya terlihat pucuk dari Tower of Buddhist Incense. Untungnya lagi saya ingat kalau itu pucuk bangunan yang terkenal itu dan menyempatkan berfoto kalau ga, kami bahkan ga akan punya foto di sana. Alhamdulillahnya kami sempat melihat Danau Kunming (yeiy...) dan ternyata ada beberapa bagian danau yang ga membeku. Sepertinya sih karena airnya bergerak (semacam ada air yang keluar dari pipa bawah air gitu sih kayaknya). Setelah cape jalan-jalan di Summer Palace akhirnya kami memutuskan menyelesaikan perjalan hari ini.

Danau Kunming

Sambungan ke berikutnya..

Hari ini kami sampai ke hostel agak sore karena memang besok sore kami sudah pulang dan sepertinya malam ini adalah waktu yang tepat untuk membereskan barang bawaan kami. Kami sebenarnya tidak langsung kembali ke hostel karena kami sempat ke Minis* di daerah dekat stasiun subway Wudaokou (Line 13). Kami ke sana menggunakan bus, dan karena kami melewati Old Summer Palace (Yuanmingyuan) saya pun tercetus ide untuk menghabiskan waktu pagi kami di sini untuk besok. Salah satu sebabnya adalah Old Summer Palace buka jam 7 pagi. Hahaha.

Ngapain ke Minis*? Soalnya saya sebenarnya jatuh cinta banget sawa body warmer yang saya beli waktu itu. Asumsi saya karena tokonya sama (meski beda tempat), harusnya ada lah ya. Tapi ternyata tidak teman-teman. Sedih... Pas nyari kacang chesnut (kacang kesukaan saya banget ini) yang saya beli di Minis* Shenzhen, ternyata ga ada juga dong. Wah, ternyata meskin toko yang sama dan di negara yang sama isinya bisa beda-beda. Ckckck. Akhirnya kami malah membeli lipstik di sini.


Sesampainya di hostel, sambil membereskan oleh-oleh dan mencoba memasukkan semuanya ke dalam tas, kami juga membuat nasi goreng ikan asin dengan nasi dan ikan asin yang kami bawa dari Indonesia. Yang lucu pas buat nasi goreng itu (di hostel ada dapur yang bisa dipakai bareng-bareng), kan ikan asinnya baunya lumayan nyengat ya. Nah pas saat itu ada beberapa orang yang sedang di dapur, mereka lagi ngobrol gitu. Mereka akhirnya bersin-bersin padahal penghisap asap yang ada di atas kompor udah maksimal banget nyedotnya. Hahaha, saya dan rekan saya hanya bisa minta maaf saja melihat hal itu.


Malam ini kami menutup hari dengan makan nasi goreng ikan asin, beberes dan menonton Mem*ry of the Alhambra-nya HyunBin (saya sudah mengunduhnya ketika di Indonesia, jadi tinggal ditonton tanpa perlu mengakses N*tflix). Besok pagi kami akan ke Yuanmingyuan dulu (ide yang muncul di bus tadi) sebelum akhirnya menuju bandara. Wah, ternyata tinggal satu hari lagi di China...

Safe Travel, Save Nature


Tidak ada komentar:

Posting Komentar