Halaman

Kamis, 31 Januari 2019

Naik Kereta Ekonomi di China

Naik Kereta Ekonomi di China

Untuk mencoba hal baru lagi, artikel ini akan saya tulis dengan menggunakan metode 5W+1H yang umum digunakan untuk tulisan deskriptif ketika saya masih sekolah dulu. Jadi mari kita mulai...


Who/Siapa?

Tokoh dalam artikel ini adalah saya dan rekan saya.

What/Apa?

Intinya ini adalah pengalaman kami naik kereta ekonomi (Hard seat dan Soft seat).

Where/Di mana?

Di China. Tepatnya pada saat kami perjalanan pulang pergi (PP) Beijing<=>Harbin.

When/Kapan?

Perjalanan ini dilakukan pada 8 dan 9 Januari 2019.

Why/Kenapa?

Hem untuk menjawab pertanyaan ini secara singkat adalah karena penghematan/irit. 
Sedangkan cerita panjangnya adalah:

"Awal mula perjalanan ini adalah karena saya dan rekan saya yang akan ke China berniat untuk menghabiskan waktu di Harbin. Tiket pesawat yang kami beli adalah PP Jakarta<=>Beijing sehingga kami memiliki keterbatasan jika ingin ke Harbin maka kami harus membeli tiket PP Beijing<=>Harbin. Pilihan pertama tentu saja pesawat, waktu perjalanan lebih cepat sehingga kami bisa menghabiskan waktu lebih lama di Harbin. Namun apa daya ketika mencari tiket harga tiket sekali jalan aja dari Beijing ke Harbin memakan sekitar satu juta lebih (di jam yang kami inginkan). Pilihan pesawat pun kami coret. 

Pilihan kedua bus (pengalaman sleeper bus dari Kyoto ke Tokyo). Kami bisa menghabiskan malam di bus sehingga menghemat penginapan. Namun, perjalanan dengan bus ke Harbin memakan waktu 17 jam yang itu artinya kami bakal kering di jalan. Pilihan bus pun kami coret. Pilihan ketiga adalah kereta. Kereta rupanya punya beberapa jenis, ada kereta cepat/bullet train yang memakan 7-8,5 jam yang harga tiket kelas premiernya mendekati harga tiket pesawat dan kereta biasa/ekonomi yang rentang waktunya sekitar 10-14 jam yang harganya pun bervariasi dari paling murah (Hard seat) sampai paling mahal (Soft sleeper) yang harganya udah mendekati harga tiket kelas dua bullet train.

Setelah menimbang masalah waktu dan biaya akhirnya kami memutuskan untuk membeli kedua tiket di bawah ini dari Trip.com
Pemesanan Beijing-Harbin

Pemesanan Harbin-Beijing
"

How/Bagaimana?

Untuk pertanyaan ini akan saya bagi menjadi beberapa sub untuk memudahkan pembacaan.

Bagaimana memesan tiket?

Kami memesan tiket dari Trip.com. Sebenarnya ada yang menyarankan (hasil baca-baca gitu) di Ctrip, tapi suer sama sekali saya tidak menyarankannya karena Ctrip itu aplikasi berbahasa Mandarin, jadi kalau ga punya pengetahuan tulisan China (seperti saya) mending ga usah install. Toh ternyata Trip.com itu adalah versi internasionalnya dari Ctrip (CMIW, karena ini yang saya dapati ketika coba mencari jalan terbaik untuk membeli tiket kereta). Caranya? Mudah banget tinggal search kota tujuan dan asal kita di tab kereta di website Trip.com atau bisa juga pakai aplikasi Trip.com di HP.

Tampilan Trip.com
Setelah itu akan muncul kereta dan keterangannya (berapa lama, waktu keberangkatan dan kedatangan, berapa harganya, tipe tempat duduk dan lokasi tepat stasiun keberangkatan dan kedatangan). Tinggal pilih jenis kereta yang kita inginkan, terus bisa langsung ke informasi penumpang dan menu pembayaran. Pembayaran dapat dilakukan dengan CC, jadi siapkan CC kita atau CC kenalan kita (karena ga bisa dibayar pakai debet hiks). Satu yang menyebalkan dari membeli tiket kereta secara daring adalah adanya komisi sebesar 20 Yuan untuk masing-masing orang. Jadi kalau beli PP ya kena 40 Yuan karena pembelian tiket ga bisa dibeli secara PP alias harus beli arah saja (ugh).

Bagaimana kalau saya tidak memesan tiket secara daring?

Kalau ga mesen tiket secara daring, bisa membeli langsung di ticket office yang ada di stasiun kereta seperti yang dilakukan oleh PelancongIrit. Namun, saya benar-benar tidak menyarankannya apalagi kalau kita tipikal pelancong yang waktu perginya terbatas (seperti saya) atau tidak ingin menderita selama perjalanan karena berdiri. Memang sih kalau membeli langsung di stasiun komisi 20 Yuan per tiket tidak perlu dikeluarkan, tapi kita seperti membayar ketenang karena tiket udah ditangan dengan 20 Yuan tersebut. Kalaupun mau tipikal pelancong irit, saran saya sisihkan waktu untuk membeli tiket di stasiun jauh sebelum keberangkatan (kalau kita lama di China) atau mungkin yang punya kenalan di sana bisa minta bantuan buat ngebeliin tiket kereta dulu. Hehehe. 

Bagaimana menentukan stasiun yang akan kita jadikan tujuan?

Kalau saya sendiri melihat pilihan stasiun di kota tujuan saya. Kebetulan untuk perjalanan PP Beijing <=>Harbin yang saya lakukan stasiun yang tersedia dari Beijing hanya satu yaitu Beijing Railway jadi ga ada pilihan lain. Namun, untuk di Harbin sebenarnya ada dua pilihan yaitu Harbin West Railway dan Harbin Railway. Dari keduanya saya memilih Harbin Railway yang letaknya lebih dekat dengan pusat kota (tempat tujuan saya) meskipun harganya lebih mahal dibandingkan yang turun di Harbin West Railway. Saran saya lihat tempat tujuan yang akan kita datangi dan cari stasiun yang lebih dekat ke tempat tersebut, kadang harga tidak selalu jadi pertimbangan melainkan lebih ke arah kemudahan akses.

Bagaimana dengan masalah tipe tempat duduk di kereta ini?

Untuk kursi bullet train terbagi menjadi (dari paling mahal ke murah) Kursi Kelas Primer, Kelas 1, dan Kelas 2 (kalau ga salah ada tiket berdiri juga untuk di beberapa kereta yang ga punya Kelas Premier). Saya tidak akan membahas lebih jauh karena artikel kita ini masalah kereta ekonomi. Untuk kereta ekonomi (atau kereta biasa) terbagi menjadi (dari paling mahal ke murah) Soft sleeper, Hard sleeper, Soft seat, Hard Seat, Berdiri. Yap betul berdiri. Intinya sih sleeper itu modelnya tempat tidur. Saya sempat lihat gerbong sleeper, jadi isinya satu kompartemen itu ada empat tempat tidur, ada tempat tidur atas dan bawah di kedua sisi pintu (tapi kurang begitu tahu apakah itu Hard sleeper atau Soft sleeper, yang mungkin selain masalah kualitas kasur yang empuk/soft dan agak keras/hard juga mempengaruhi ke jumlah isi kompartemen).

Buat seat, itu artinya tempat duduk, normal kereta seperti kereta di Indonesia juga. Buat Soft seat, selain kursinya memang lebih empuk dari pada kursi di Hard seat (bukan berarti kursinya sekeras kayu ya, tetep busa kok cuma memang lebih keras), juga jumlah satu baris kursinya lebih sedikit yaitu 2-2 kursi. Kalau dibandingin ya jumlah kursinya 2-2 seperti kursi di kelas eksekutif di Indonesia, cuma.... (saya agak lupa ini) kursinya ada yang bergerombol di nomor yang tengah. Jadi pas banget kursi saya pas pergi dari Beijing ke Harbin posisinya tepat di tengah-tengah sehingga berhadapan dengan penghuni kursi di depan saya. Seingat saya kursi di belakang kursi yang saling berhadapan ini searah dengan kursi di depannya, jadi yang saling berhadapan hanya yang nomor tengah saja.

Tampilan gerbong Hard seat dan berdiri
Untuk Hard seat dan juga berdiri itu satu gerbong. Kursinya model 2-3 yang setiap enam (di kursi yang tiga orang) atau empat (di kursi yang dua orang) saling berhadap-hadapan. Saya menaiki kereta ini pas pulang dari Harbin ke Beijing. Buat yang berdiri, harga tiketnya sebenarnya sama aja dengan harga tiket Hard seat (rugi banget g sih, cuma ada aja lho yang beli), cuma kalau penghuni kursinya belum datang, si pemilik tiket berdiri ini bisa duduk di kursi tersebut. Jadi kalau kursi kita tiba-tiba ada penghuninya, colek aja sambil nunjukin tiket kita, orang tersebut pasti akan mengerti dan langsung beranjak dari kursi kita untuk mencari kursi kosong lainnya. Intinya sama lah dengan tiket berdiri yang kita pernah alami dulu. 

Masalah pemanas (karena saya pas perginya musim dingin) tentunya jadi masalah penting. Entah kenapa, gerbong Hard seat itu panas banget... gerah deh pokoknya, jaket lepas juga g masalah. Apalagi kalau yang duduknya di pinggir dekat jendela. Wah bisa bener-bener kepanasasn karena pemanasnya ada di samping kita persis. Betbeda dengan itu, gerbong Soft seat malah dingin banget, sampai pada tahap di mana saya bener-bener ga ngerasa nyaman karena dinginnya masuk ke dalam gerbong. Jangan harap bisa lepas jaket deh kalau pas musim dingin di gerbong ini. Kalau bisa semua perlengkapan perang dipakai biar ga kedinginan.

Selain pemanas saya juga membandingkan masalah barang bawaan. Suer barang bawaan di gerbong Hard seat itu padet-det banget, sedangkan di gerbong Soft seat lebih sedikit dan teratur. Bahkan saya jadi sadar kenapa orang China selalu buru-buru kalau mau naik kereta. Sebabnya adalah masalah pengambilan lahan penyimpanan barang. Penyimpanan barang yang ada di atas tempat duduk itu kan terbatas banget ya, jadi kalau telat naruh barang bisa-bisa kita kehabisan tempat buat naruh barang. Dan, itulah yang terjadi di gerbong saya tepatnya yang akhirnya duduk di depan saya. Pasangan kekasih yang bawa tas koper gede dan datangnya sudah telat karena tempat penyimpanan sudah habis. Mereka akhirnya mencoba menaruh di bawah kursi dan sempat juga minta ijin untuk memindahkan tas yang lebih kecil ke tempat lain. Intinya ribet banget deh.

Kalau pilihan saya pribadi, dari Hard seat dan Soft seat, saya pilih Soft seat yang ga di tengah (biar hadapannya langsung kursi dan bisa selonjoran). Meskipun dingin tentu saja saya merasa lebih aman di sini karena tidak harus khawatir masalah tempat duduk dan penyimpanan barang. Yah kalaupun di tengah, siap-siap aja berbagi dengan rekan di depan masalah kaki siapa ke arah mana. Hahaha.

Bagaimana menukarkan tiket?

Ticket Office di Beijing Railway

Tiket yang sudah dibeli di Trip.com harus ditukarkan di stasiun, khususnya di Ticket Office. Untuk di Beijing Railway, penukaran tiket yang dibeli daring bisa ditukarkan di konter no 1. Tinggal tunjukkan saja pemesanan kita (saya menyarankan untuk mencetak yang tulisan versi China juga untuk memudahkan penukaran karena dari Trip.com menyediakan dalam bahasa Indonesia dan bahasa Mandarin). Pastikan memberikan passport yang datanya dimasukkan pada saat pembelian. Untuk tiket PP, tiket pulang juga dapat ditukarkan di waktu yang sama pada saat pergi sehingga tidak perlu melakukan penukaran tiket dua kali. Namun, jika melakukan ini, pastikan bahwa tiket pulang disimpan baik-baik karena kehilangan mungkin dapat terjadi.

Konter penukaran tiket
Tiket kereta

Bagaimana menemukan ticket office, pintu masuk, dan tempat menunggu di Beijing Railway?

Karena saya menukarkan tiket di Beijing Railway, maka saya akan menjelaskan sedikit denah Beijing Railway. Informasi lengkap banget bisa di cek di sini. Pada denah di bawah, ticket office adalah ticket hall. Kalau kita naik subway dan turun di stasiun Beijing Railway, exit yang paling dekat dengan ticket office adalah exit D. Namun, jika terpaksa keluar di exit B langsung saja berhadapan dengan stasiun dan segera berjalan ke arah kanan. Ticket office ada di paling kanan stasiun (jika kita berhadapan dengan stasiun). Oh iya, untuk masuk ke sini seperti biasa ada pemeriksaan. Satu yang unik dan berbeda dari tempat lainnya adalah masalah botol air minum. Botol tersebut sebenarnya tidak dilarang, namun petugas yang memeriksa akan meminta kita meminum ait tersebut. Tidak perlu dihabiskan, cukup minum seteguk saja.
Denah Beijing Railway (diambil dari www.chinahighlights.com)
Pintu masuk menuju bagian dalam stasiun ada tepat di tengah-tengah stasiun. Jadi kalau di denah di atas itu yang bagian tengah dengan tanda exit dan entrance. Cara lain untuk mengenali adalah dengan mencari area yang banyak terdapat antrian karena umumnya pintu masuk selalu ramai karena (ayo ada yang bisa nebak) yap pemeriksaan (lagi). Di sini, karcis dan data diri kita yang diperiksa selain barang bawaan dan diri kita sendiri juga.

Untuk tempat menunggu, sebenarnya ketika masuk stasiun akan ada layar besar yang menampilkan ruangan tempat menunggu kita, namun karena ditulis dalam bahasa Mandarin jadi memang agak menyusahkan. Jadi bagaimana membacanya? Cari saja nomor kereta kita, dan setelah itu akan ada tulisan waiting room kita beserta lantai. Waktu itu saya menggunakan waiting room 5 yang ada di lantai 2, kalau tidak salah hanya waiting room 1 dan 2 yang di lantai 1, sedangkan waiting room 3 sampai 6 ada di lantai 2. Kita bisa menunggu sampai dengan pemanggilan untuk masuk ke area check in di waiting room ini.

Papan pengumuman di waiting room
Di waiting room tersedia toko kecil, toilet dan air panas. Jadi kalau yang saya perhatikan, banyak penduduk lokal yang membawa bekal makanan (khususnya mi instan dan termos aluminium) untuk menemani perjalanan dengan kereta. Kalau yang mau cari camilan juga bisa di toko yang ada di dalam stasiun. Untuk toliet, bisa dikatakan aman, namun seperti biasa pastikan kamar mandi tersebut tidak ada yang mengganjal sebelum masuk ke dalamnya (sebagai tindakan pencebahan). Posisi air panas biasanya ada di dekat toilet.

Bagaimana menemukan pintu masuk dan tempat menunggu di Stasiun Harbin?

Stasiun Harbin jelas terlihat lebih internasional dibandingkan Beijing Railway karena papan penunjuk dan semua informasi di sini tersedia juga dalam bahasa Inggris. Untuk pintu masuk seperti biasa ada di tengah, namun karena sedang ada perbaikan di bagian depan stasiun Harbin, maka cari saja sign bertuliskan Harbin Railway Station. Pintu masuk ada di bawah tanda tersebut.

Sign Harbin Railway Station
Untuk area menunggu ada di lantai dua, jadi setelah masuk tinggal naik ke lantai dua. Di sana akan ada pemeriksaan tiket dan data diri serta tentu saja barang bawaan. Karena kita masuk menggunakan passport, pastikan masuk ke pemeriksaan yang ada petugasnya. Umumnya pintu otimatis digunakan oleh penduduk lokal dengan KTP mereka. Berbeda dengan Beijing Railway, Harbin Railway tempat menunggunya saling terhubung dan papan pengumumannya tepat di tengah-tengah di atas area pemeriksaan.

Area menunggu di Harbin Railway
Berbeda dengan stasiun Beijing yang banyak toko di dalam waiting area, untuk di Harbin tidak ada toko sama sekali di waiting area. Toilet dan air panas (seperti biasa berada berdekatan) memang ada namun tidak ada toko sama sekali di waiting area. Jadi kalau mau membeli sesuatu pastikan membelinya sebelum memasuki waiting area di Harbin Railway ini. Untuk toilet tergolong bersih.

Bagaimana kita tahu kereta kita sudah check in?

Cara paling mudah adalah dengan melihat papan pengumuman. Normalnya 40 menit sebelum keberangkatan (atau kalau di Harbin Railway sekitar 20 menit kalau tidak salah) status kereta kita di papan pengumuman akan berubah dari yang tadinya dua karakter kanji ("tunggu di sini" kalau salah artinya) menjadi tiga karakter (masuk ke check in intinya sih). Saat mengantri (biasanya penduduk lokal akan mulai mengantri bahkan sebelum karakter di papan pengumuman berubah menjadi tiga karakter). Jika takut tertinggal ikuti saja antrian tersebut, namun sekali lagi sebelum mengantre pastikan bahwa antrean yang kita ikuti adalah antrian milik kereta kita (dengan memastikan nomor kereta yang terpampang di papan pengumuman).
Antrian di depan area check in ke peron di Beijing

Antrian di depan area check in ke peron di Harbin

Bagaimana cara mengetahui gerbong kita?

Sama seperti di Indonesia di mana kita menunjukkan tiket kita ke petugas yang ada di sana. Menggunakan "Zhege zai na li?" sambil menunjuk ke tiket juga bisa. Untuk Hard seat biasanya gerbongnya di paling ujung, yang artinya kita harus agak berjalan cepat agar tidak ketinggalan kereta. Pas di Harbin karena gerbong saya letaknya benar-benar di ujung, saya akhirnya harus berlari agar tidak tertinggal kereta.

Bagaimana cara menemukan tempat duduk?

Papan penunjuk tempat duduk ada di dinding sebelah atas kursi. Untuk pembacaan tempat duduk Hard seat karena tempat duduk semuanya saling berhadapan maka papan penunjuk tempat duduk terdiri dari kedua kursi yang saling berpunggungan (bukan yang berhadapan ya). Pastikan dua kali karena tempat duduk di Hard seat adalah suatu harta berharga, jika terjadi kesalahan tempat duduk kedepannya akan menyusahkan. Untuk Soft seat lebih mudah karena satu papan petunjuk hanya untuk satu baris 2-2 kursi.

Bagaimana cara menghabisakan waktu di kereta?

Tidur merupakan cara terbaik, kalau tidak bisa tidur Antim* selalu siap membantu. Makan juga bisa jadi pilihan bagus, karena air panas juga tersedia di dalam kereta (baik Hard seat maupun Soft seat). Jika ada keinginan untuk buang air kecil maupun besar terdapat toilet di setiap gerbong. Untuk toilet, normal seperti toilet dalam kereta. Tapi kalau mau baca di bisa dilakukan di Hard seat karena lampu nyala terus, kalau Soft seat ga bisa karena lampunya dimatikan.

Toilet di dalam kereta

Bagaimana kesan saya setelah mencoba naik kereta ekonomi di China?

Hem, intinya sih itu pengalaman yang sangat menarik banget-banget ya. Soalnya pas mau masuk ke peron dan pas pemeriksaan karcis (oh iya kalau di Soft seat ada pemeriksaan karcis, kalau Hard seat kayaknya karena gerak/jalan aja udah susah jadi ga ada) masinisnya seperti amaizing banget karena menemukan orang non-lokal yang naik kereta ini dan bertanya pada kami (yang sepertinya kaya nanya kami dari mana, cuma saya juga ga yakin karena keminimalan bahasa Mandarin saya). Kalau dilihatin sama penumpang lainnya, anggap saja wajar karena memang sepertinya turis jarang menggunakan jenis kereta ini dan lebih sering menggunakan bullet train (biasanya yang mau ngerasain naik ketera model Shinkansen-Jepang dengan harga lebih murah bullet train di China bisa jadi alternatif).

Oh iya, masalah pindah-pindah kursi itu udah biasa (apalagi di gerbong Hard seat) karena kita ga bisa request tempat duduk. Saya sendiri sampai pindah tiga kali karena para penumpang yang pergi berduan (untuk kasus saya adalah satu pasang adalah dua orang cowo gamers gitu, yang mau duduk deketan buat main game dan satu pasang kekasih yang pingin duduk berdekatan). Lha bukannya saya juga pergi berduaan? Memang, namun tempat duduk kami terpisah (jauh) sehingga akhirnya kami seperti pelancong solo.

Masalah sempat muncul karena saya salah baca nomor tempat duduk saya karena sehingga saya sempat bingung karena pemilik tempat duduk yang saya duduki sudah datang sedangkan kursi saya diduduki orang lain yang kursinya juga diduduki oleh orang yang lain lagi (ibu-ibu lumayan sepuh). Makin bingung kan? Ternyata ibu tersebut yang memegang tiket berdiri, agak tega gak tega juga yah, tapi ibu itu sadar dengan tiket berdirinya dan mencari tempat duduk kosong di gerbong lain. Saya pun akhirnya menempati kursi yang diduduki si ibu (karena yang duduk di tempat saya adalah pasangan gamers yang saya ceritakan di atas itu) 

Satu lagi hal yang menarik adalah masalah penjual yang berjualan di dalam gerbong. Ada sekitar tiga macam penjaja yang memang resmi dari pihak kerta apinya, yaitu penjaja selimut atau bantal, penjaja makanan ringan dan minuman, serta puding/kembang tahu (ini saya masih curiga kebenarannya karena cuma lihat gerobaknya namun belum lihat ada orang yang beli). Ketiganya seperti bergantian menjajakan barang dagangannya dan sampai di suatu titik di mana saya akhirnya ga bisa tidur gara-gara selalu ketubruk dengan mereka (di gerbong Hard seat).


Nah begitulah pengalaman saya dan juga sedikit tips buat temen-temen pelancong yang mau keliling China dengan kereta. Pilihan kereta memang cukup masuk akal karena daerah China yang luas (banget) serta harganya lumayan lebih terjangkau. Jadi jangan ragu buat memilih kereta ekonomi ini karena dijamin pengalamannya menarik namun tujuan untuk ke tempat selanjutnya tetap dapat tercapai dengan harga yang lebih murah. Semoga bermanfaat.

Safe Travel, Save Nature

Tidak ada komentar:

Posting Komentar